Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh controller. Sinyal untuk mentransmisikan ini ada dua macam yaitu pneumatic dan electric. Sistem transmisi pneumatic adalah transmisi menggunakan udara bertekanan untuk mengirimkan sinyal. Besar tekanan udara yang digunakan adalah sekitar 3-15 psi. Sistem ini adalah system lama sebelum kemunculan era elektrik. Sistem transmisi elektronik adalah transmisi menggunakan sinyal elektrik untuk mengirimkan sinyal. Range yang digunakan untuk transmisi ini adalah 4-20mA dan 1-5 VDC.
Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau ada juga yang mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan ke controller (control room), transmitter juga memiliki display di lapangan yang digunakan untuk pengecekan secara manual. Biasanya besaran yang ditunjukkan di lapangan adalah berapa persen dari tekanan. Dari situ bisa dikonversikan menjadi berapa flowrate (jika mengukur flow) atau berapa level (jika mengukur kedalaman), dsb. Ada juga transmitter yang kemunculan nilai besarannya sudah berupa besaran yang diinginkan misalkan mengukur flow dengan differential pressure. Pada transmitter bisa langsung menunjukkan berapa besar flownya, bukan berapa besar differential pressurenya. Semakin baru teknologi yang digunakan maka semakin bagus juga performa dari transmitter tersebut.
Untuk mentransmisikan sinyal dari transmitter ke control room, transmitter melakukan pengkondisian sinyal terlebih dahulu agar sesuai dengan spesifikasi (tegangannya, arusnya). Transmisi yang digunakan untuk pengiriman sinyal, seperti yang sudah disebutkan sebelum, ada pneumatic dan elektrik. Perbedaan dari kedua transmisi tersebut adalah:
Pneumatic | Electric |
Transmisi dengan udara bertekanan | Transmisi dengan sinyal listrik |
Jalur transmisi dengan tube | Jalur transmisi dengan kabel biasa |
Respon lambat | Respon cepat |
Butuh control room besar | Lebih compact |
Perawatan lebih mahal | Perawatan relative lebih murah (jarang rusak) |

Cara Kerja Transmitter Pneumatic
Pada transmisi pneumatic, sensing element berperan sebagai sensor untuk mendeteksi suatu besaran dengan metode tertentu. Dengan system udara bertekanan, sensing element tersebut meng-adjust flapper dan nozzle akan menyesuaikan posisi flapper. Dari tekanan nozzle ini bisa ditentukan posisi transmitter sedang on (1) atau off (0). Ada juga yang berfungsi seperti variable yaitu bisa meng-adjust seberapa persen besar kecilnya nilai tekanan. Dari tekanan tersebut sudah bisa terlihat outputnya memiliki tekanan berapa. Tekanan itulah yang akan dikirim melalui tubing transmission ke control room. Jika control roomnya masih pneumatic, maka digunakan instrument-instrument pneumatic yang ukurannya besar dan masih kuno. Jika system controlnya sudah elektrik, maka digunakan converter P/I (pressure to Electric) untuk dikirimkan ke DCS. Selanjutnya dari control system, sinyal akan dikirim ke lapangan untuk mengontrol sesuatu (missal valve). Jika menggunakan system control elektrik dan transmisi pneumatic, maka harus ada converter I/P (Electric to Pressure). Jika system control menggunakan pneumatic, tinggal diputar-putar saja controllernya maka sinyal langsung ditransmisi ke lapangan dan menggerakkan valve.

Level Transmitter Electric
Pada transmisi elektrik, cara kerjanya lebih simple. Jalur transmisi sudah menggunakan kabel. Dari transmitter dikirim ke control room dengan kabel. Control system yang digunakan pada system elektrik biasanya DCS. Sebelum masuk DCS, jalur transmisi tersebut masuk ke panel box sebagai interkoneksi antara lapangan dengan control room. Dengan DCS, semua bisa dikontrol melalui layar monitor. Sistemnya sudah terintegrasi dan memiliki respon yang cepat.
Itulah catatan singkat tentang transmitter dan line transmission. Berikutnya akan dibahas tentang interlock system dan DCS. Selamat berinstrument ria. 🙂
hamka
February 7, 2012 at 9:25 am
standard yang dipakai untuk komunikasi dengan transmisi listrik apa?
Ardian Eko
February 8, 2012 at 5:46 pm
komunikasi dengan transmisi listrik mulanya tidak ada standardnya. Hanya 4-20mA dan 1-5VDC. Pada awalnya transmisi listrik hanya digunakan untuk menggantikan transmisi dengan pneumatik. Jadi 1 transmitter satu kabel. Seiring berjalannya waktu, transmisi dengan listrik menjadi semakin maju kemudian muncullah fieldbus dengan protokol HART, dlsb.
Sofyan
May 11, 2012 at 10:28 am
Adakah perawatan khusus untuk transmitter? …
Ardian Eko
May 12, 2012 at 5:34 am
Tentu saja ada Pak. Transmitter kan peralatan elektronik jadi harus dirawat juga walaupun frekuensinya tidak sesering peralatan mechanical.
Perawatan transmitter bisa berupa pembersihan, kalibrasi, dan pengecekan interkoneksi
Zulkiflih Syam
May 1, 2013 at 7:05 pm
apakah ada panduan untuk perawatan transmitter elektrik ini pak?
Urie S.
July 30, 2012 at 9:55 am
apa bedanya Instrumen Electric dgn pneumatic,,,kelebihan serta kekurangan masing2..??? Trims
Ardian Eko
August 4, 2012 at 12:48 pm
dibaca dulu… sudah ditulis kok
Fryadi
August 30, 2012 at 8:34 pm
bisa dijelaskan bagaimana cara kerja level transmitter yang memanfaatkan diferensial pressure yang bisa mengubah perubahan ketinggian menjadi besaran listrik 4-20mA ?
mengapa besaran listrik yg dipakai 4-20mA ?
mengapa tidak 0-16 mA ?
qumar
September 6, 2012 at 9:37 pm
pak..bisa jelasin bagian2 transmitter (pneumatik / elektrik )? klw bisa kasih gambar nya ya pak kayak yg diatas soal nya disana ad diapragma yg saya ga tau fungsi nya…..
Rini
September 26, 2012 at 8:24 pm
bisa jelasin cara kerja pressure transmitter ga?
aan enjang
October 11, 2012 at 8:13 pm
apakah menentukan bagus tidaknya bisa di ukur ?.untuk sensor diagpramnya
dedex
December 6, 2012 at 2:32 pm
apa saja yg perlu diperhatikan pada stasiun pemancar agar jarak pentransmisian maksimal
rian
July 24, 2013 at 2:06 pm
sensor apa yg ada pada pressure transmiiter?
tlong dijawab..
Jetri
September 2, 2013 at 9:58 am
apa sich pengertian dari electric transmitter dengan carbon transmitter………….
Ardian Eko
September 7, 2013 at 4:22 pm
Carbon itu sepertinya material untuk membran transmitternya.. CMIIW
12030060rahmadhanprasadana tekim
March 18, 2014 at 11:41 pm
coba pak bntuk gmbar transmitter pada industri itu sperti apa ??
Ardian Eko
June 3, 2014 at 5:50 pm
Akan saya buatkan post nya nanti ya.. Di lain kesempatan dan dilain posting.. Makasih sudah berkunjung
teknocrat
August 27, 2014 at 11:31 pm
Mantaps gan, nice artikel.. ikut berkontrobusi gan, silakan, bagi yang ingin tambahan referensi mampir juga dimari
lengkap dengan rumus-rumusnya.
http://gatewawan.blogspot.com/2014/08/mengenal-transmission-line-dalam-teknik-informatika-dan-komunikasi.html
thanks.
yoga
December 19, 2014 at 6:53 am
tak sadar telah menenmukan halaman ini 😀
naufal
September 25, 2015 at 5:01 pm
apa aja peralatan yang berfungsi sebagai transducer pengirim dan penerima
fairuz
April 26, 2016 at 5:57 pm
pak, izin dijadikan referensi ya 🙂