RSS

Tag Archives: ITB

Akhirnya masuk sub jurusan ELEKTRONIKA

Tingkat 3 udah memasuki perkuliahan minggu pertama. Kita udah mulai efektif belajar tiap hari (cie..cie..) tapi jadwalnya masih belum jelas. Masih ada pindah kelas, jadwal bentrok, dll. Mungkin masih harus PRS lagi awal september besok.

Waktu perwalian kemarin (ngisi KRS), saya telah memutuskan untuk masuk elektro aja dengan subjur ELEKTRONIKA. Kenapa begitu? Saya sendiri sebenarnya tingkat 2 kemarin pengen masuk telekomunikasi tapi karena sekarang mereka menjadi prodi sendiri, saya jadi pikir2 lagi. Sebenarnya ga masalah sih tapi dalam hati masih ada yang mengganjal. Sedikit cerita :

STEI dahulu kan dibagi dua Prodi besar yaitu elektro dan Informatika. Tapi sekarang akan terjadi pemekaran prodi lagi menjadi 5 prodi, untuk ELEKTRO menjadi Calon Prodi Power, Calon Prodi telekomunikasi, Prodi Elektro, dan IF ada dua prodi baru. Huff, semakin bingung saja. Masa kita mau pindah prodi lagi. Tentu dengan nim yang beda. Tapi sampai sekarang teman saya masih pake NIM ELektro (132xxxxx).

Nah, karena beberapa pertimbangan dan masukan dari orang-orang terdekat serta masukan dari postingan sebelumnya maka saya akhirnya milih elektronika. Beberapa cerita dari temen2 dekat yang menyebutkan bahwa jurusan ini begini, jurusan itu begitu, jurusan ini susah, jurusan itu nilainya gampang tapi akhirnya saya mendapat pencerahan dan semakin yakin kalo pengen masuk elka. Ntah apa mereka bilang, katanya gara2 di brainwash pas magang, atau karena masih prodi elektro, saya merasa mantap masuk ke Elektronika. Walopun susah tapi kita wajib berusaha. Kalo itu yang disuka pasti bisa dihadapi dengan penuh keyakinan. Kan ada pepatah, berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian, bersusah2 dahulu, bersenang2 kemudian. Semoga bisa memberi motivasi bagi saya.

Oiya, waktu konsultasi dengan dosen wali, saya bilang mau masuk Elektronika. Terus dosen wali saya (Pak Bambang Riyanto) mendukung pilihan saya itu. “owh, bagus.. Kalo masuk elektro ya masuknya prodi elektro, bukan yang lain”, begitulah kurang lebihnya yang dikatakan bapaknya (tidak berniat memojokkan yang lainnya). Terus kan masalah utama yang diharapi orang elektronika adalah lapangan pekerjaan. Terus bapaknya bilang, “Emang sih kalo di dalam negeri, kalau masalah desain atau VLSI itu masih sedikit, tapi kalo bidang elektronika biasa ya cukup banyak. Tapi kebanyakan kalo VLSI itu larinya ke luar negeri. Disana banyak yang membutuhkan. Dari desain sampe fabrikasi.”, gitu kurang lebih perkataannya. Owh, begitu ya..

Saya sebenarnya pengen sih ke luar negeri. Tapi bahasa english masih pas-pasan gini. Dulu aja dapet kuliahnya reading. Hehehe.. Yah, tapi harus yakin dan mantap kalo sebenarnya kita itu mampu bersaing dengan bangsa manapun. Terinspirasi dari kakak tingkat yang sesama dari Solo, mas iput, dia bisa juara VLSI contest di Jepang. Harusnya generasi selanjutnya juga bisa. Tinggal gimana usaha kita saja. Kerja keras = hasil maksimal. Leha-leha = sengsara.

 
6 Comments

Posted by on August 22, 2008 in diary

 

Tags: , , ,

Dari Workshop Wirausaha Mandiri di ITB

Tanggal 2 juni kemarin saya mengikuti workshop mandiri yang diadakan oleh bank mandiri. Tujuan utama diadakannya workshop ini adalah untuk menjaring lebih banyak para wirausahawan baru untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Acara dimulai pukul09.00 dengan Artika Sari Devi sebagai MC dan Dian Sastro Wardoyo sebagai duta wirausaha mandiri. Waw, senang sekali kemarin kita dapat materi yang sangat menarik dan mendapat fasilitas yang lebih. Presentasi dimulai jam9 dengan materi ekonomi makro kemudian dilanjutkan oleh presentasi dari wirausaha yang sukses kemudian ditutup oleh renald kasali. Diantara itu dian sastro dan para pemenang lomba wirausaha mandiri yang diadakan oleh bank mandiri juga cuap-cuap kira-kira 1 jam. Ada yang sudah memiliki bisnis properti dan usaha kedai digital.

Yah, sebenarnya asik juga memiliki usaha sendiri tetapi bagaimana untuk memulai? Itu yang masih menjadi pertanyaan besar bagi beberapa teman termasuk saya. Dengan adanya workshop wirausaha mandiri ini diharapkan semua yang masih buta dengan wirausaha atau masih takut-takut untuk membuka usaha, bisa memiliki motivasi yang kuat dengan diberikan contoh real teman-teman yang juga masih mahasiswa udah memiliki usaha yang sangat kuat.

Malamnya, ada pentas musik yang dibintangi oleh Malik & D’Esensial dan arilasso. Heboh banget ITB kemarin malam. Sayang mereka hanya menemani kita-kita sampai jam21.00. Akhirnya kemarin adalah hari yang menyenangkan buat saya sekaligus memberi motivasi bagi diri sendiri untuk semakin mencoba keluar dari zona nyaman mencari usaha sendiri untuk hanya sekedar mencari tambahan uang saku. Selain itu, kita dapat fasilitas makan siang, makan malam, snack, coffee break, tas, dan masih banyak sekali. Ga rugi deh kemarin ikut workshop wirausaha mandiri.

 
5 Comments

Posted by on June 3, 2008 in diary

 

Tags: , , ,

Kopi Sore HME

Yups, tadi sore di HME da event penting yaitu kopi sore bersama Pak Eniman (Ketua Prodi Elektro) dan Pak Nanang (pembimbing HME ITB). Acaranya berlangsung kira-kira 2jam dan mengangkat tema akademik dan organisasi (kaderisasi khususnya).

Ternyata banyak juga permasalahan mahasiswa yang saya belum ketahui. Bagaimana pula yang akan terjadi ketika sudah tingkat 3. Banyak diantara kakak2 tingkat yang khawatir dengan KPnya, akademiknya, iuran SPP ITB semesterannya, dll. Dimana hal tersebut kurang saya perhatikan untuk saat ini. Mungkin karena saya masih tingkat dua kali ya. Jadi belum mikir KP. 🙂

Akademik yang banyak disorot adalah mengenai KP dan fasilitas kampus itu sendiri. Ternyata untuk saat ini, perusahaan membatasi jumlah yang KP di tempat tersebut. Selain itu, dengan kondisi Indonesia yang kurang baik ini membuat perusahaan-perusahaan yang biasanya untuk KP sudah tidak mau menerima. Masa KP pun dikurangi menjadi 1 bulan, dimana dari prodi disyaratkan 2 bulan. Kalau baru 1 bulan harus digenapi menjadi 2 bulan. Jadi itulah permasalahan kakak2 kita di tingkat 3.

Tentang fasilitas kampus seperti perpustakaan, ada yang menyoroti kurang nyamannya perpustakaan di ITB ini. Katanya berdebu, buka hanya terbatas waktunya, tidak adanya toilet yang memadai gitu. (Apa iya mas? Saya sendiri juga udah 1 tahun ga ke perpus. Kesana cuma cap kartu doank. :)) Katanya bila dibandingkan dengan UI, perpusnya nyaman, buka 24 jam, alasnya karpet, dan mahasiswa bisa parttime disitu. Wuh, koq enak banget ya. Bisa tidur tuh diperpus. Hehehe… Yah, semoga aja fasilitas di ITB lebih ditingkatkan dan bisa lebih menarik perhatian para mahasiswa ITB pada khususnya untuk sering-sering berkunjung ke perpus. Tidak hanya hotspotan dan diskusi-diskusi ga jelas. 🙂

Mengenai organisasi sendiri, sebenarnya Pak Eniman setuju kalau HME dibawa ke arah keprofesian sehingga lulusan elektro ITB tidak hanya dianggap sebagai sarjana sastra elektro saja. Dia mampu mengaplikasikannya dalam dunia riil dan memiliki kemampuan praktis yang baik. Ketika ada yang tanya tentang kaderisasi dan segala macam nama yang menyerupainya, Pak Eniman menegaskan untuk tidak mengijinkan acara tersebut. Ntah kenapa koq ga diperbolehkan. Mungkin karena Pak Eniman masih menganggap acara kaderisasi penuh dengan siksaan dan perploncoan kali ya. Yah, mungkin karena bawaan dari angkatan tua-tua yang mendidik kaderisasi dengan seperti itu, tetapi semakin kesini kaderisasi semakin lunak dan jauh dari perploncoan menurut saya.

Menurut saya pribadi sih, dengan kaderisasi tersebut, kita bisa lebih kenal dengan teman seangkatan tentunya. Menjalin rasa kebersamaan dan kepedulian. Kalau tidak ada kaderisasi itu, mungkin saya tidak bisa kenal dengan sebanyak teman yang ada di elektro ini. Selain itu, dengan kaderisasi, kita dituntut untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Dengan mencari dana sendiri, mencari lokasi sendiri, membaur dengan warga sekitar, itu tumbuh dengan kesadaran diri untuk saling berbagi dan bekerja sama dengan tujuan yang sama. Walaupun masih ada kurang disana sini tetapi itu wujud kepedulian kita. Kaderisasi tidak selamanya jelek, kita bisa berkarya demi bangsa ini dengan kerja keras dan keringat kita tanpa ada orang tahu.

 
Leave a comment

Posted by on April 18, 2008 in diary

 

Tags: , , , , ,

Bingung Sub Jurusan, Elektronika atau Telekomunikasi

Yah, itulah yang masih saya rasakan sampai hari ini. Bimbang dan bingung ketika harus memilih sub jurusan di elektro ini. Kebetulan tinggal beberapa bulan lagi udah tingkat 3. Itu artinya saatnya saya memilih sub jurusan.

Masih ada keraguan untuk memilih, antara Elektronika (elka) dan Telekomunikasi (Telkom). Memang sih semuanya memberikan prospek yang bagus. Dan saya pun mau keduanya. Kalo bisa gabungan. Hehehe…

Kalau merunut dari trackrecord sejak masuk ITB, saya ga cocok keduanya kayanya. La dulu susah banget. Apalagi yang daspro tu. Wuh, ada bahasa yang namany LISP. Di SMA belum dapat apa2 dikuliahan langsung dapat LISP. Jadi bingung deh. PRE lumayan lah. Disemester tiga saya mulai enjoy dengan coding. Tapi RE tetep aja bingung. Huh, pasti ada aja mata kuliah yang dikesampingkan.

Menganjak semester 4, ga tau kenapa saya lebih suka belajar makul Elektronika1. Terus suka coding (kebetulan sekarang jadi cakru divkom subdiv programming java). Yah, akhirnya jadi tambah bingung setelah denger akan ada perubahan kurikulum di ITB menjadi kurikulum 2008 yang menerapkan mayor dan minor. Sepanjang yang saya tahu, kalo kurikulum ini diberlakukan, maka telkom tidak akan memiliki akreditasi ABET. Lha terus?? Makanya itu saya jadi bingung.. Untuk saat ini saya kayanya lebih condong ke ELKA. Padahal semester ini udah ambil makul Jaringan Telekomunikasi. Ada yang punya masukan?? Tulung aku..

 
15 Comments

Posted by on April 9, 2008 in diary

 

Tags: , , , ,